RSS

Wawancara dengan Seorang Guru

Saya mendapat tugas untuk mewawancarai seorang guru. Saya berkelompok dengan ketiga teman saya, yaitu Agnesia, Belinda, dan Nicolette. Kami mewawancarai seorang guru yang bernama Pak Leo. Sebelumnya, mari kita simak apa sih sebenarnya arti istilah-istilah wawancara di bawah ini, yuk mariii...


Wawancara adalah Percakapan antara dua orang (pewawancara dan narasumber) dimana pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari sang narasumber.

Pewawancara (interviewer) adalah Orang yang mewawancarai seorang narasumber untuk mendapatkan informasi.

 Narasumber (interviewee) adalah Orang yang diwawancarai karena memiliki pengetahuan terhadap informasi tertentu.



Inilah dia wawancara kami dengan Pak Leo


Hari dan Tanggal wawancara        : Jumat, 10 Februari 2012
Narasumber                                       : Pak Leo
Pewawancara                                    : Agnesia, Belinda, Fiona, dan Nicolette
Tema Wawancara                              : Pengalaman Mengajar


Fiona               : “Selamat Pagi, Pak. Sesuai dengan janji kita beberapa hari yang lalu, kami akan mewawancarai Bapak. Bersediakah Bapak kami wawancarai sekarang?”

Pak Leo            : “Ya, silahkan”

Agnesia           : “Apakah sejak kecil bapak sudah bercita-cita ingin menjadi seorang guru?”

Pak Leo            : “Ya, itu memang sudah cita-cita saya sejak kecil.”

Nicolette         : “Mengapa bapak tertarik untuk menjadi seorang guru?”

Pak Leo            : “Karena saat masih kecil saya dicerdaskan oleh guru saya dulu, sehingga saya juga mau mencerdaskan bangsa.”

Belinda            : “Apa saja mata pelajaran yang bapak ajarkan?”

Pak Leo            : “Saat ini saya mengajar pelajaran agama katolik, tetapi dulu saya pernah mengajar pelajaran biologi, arab melayu, pendidikan jasmani, IPS, dan lain-lain.”

Belinda            : “Mengapa bapak memilih mengajar dalam bidang pelajaran agama katolik? Apakah bapak memang berminat dalam pelajaran tersebut?”

Pak Leo            : “Ya, saya memang berminat dalam pelajaran tersebut dan karena pelajaran tersebut memang jurusan saya.”

Fiona               : “Dalam mengajar pelajaran agama katolik, bapak sudah pernah mengajar kelas berapa saja?’

Pak Leo            : “Saat ini saya mengajar murid kelas 2 dan 3 SMP. Saya juga pernah mengajar murid kelas 1 SMP.

Agnesia           : “Bagaimana pendapat bapak tentang mengajar murid-murid kelas 2 dan 3 SMP?

Pak Leo            : “Ada yang mudah menangkap pelajaran yang saya ajarkan, ada juga yang tidak.”

Belinda            : “Sudah berapa lama bapak mengajar pelajaran agama katolik di sekolah ini?”

Pak Leo            : “Bapak sudah mengajar di sini sekitar 26 tahun.”


Nicolette         : “Apakah sebelum mengajar di sekolah ini bapak pernah mengajar di sekolah lain? Jika ya, di sekolah apa?”

Pak Leo            : “Pernah, yaitu di SD UPTS (Unit Penambangan Timah Singkep) di Dabo Singkep selama 5 tahun.”

Agnesia           : “Menurut anda, apakah mengajar di SMP Yos SUdarso ini sangat berkesan bagi anda?”

Pak Leo            : “Ya, sangat berkesan.”

Fiona               : “Mengapa menurut anda mengajar di SMP Yos Sudarso ini sangat berkesan?”

Pak Leo            : “Karena orangnya ramah-ramah.”

Nicolette         : “Apakah bapak memiliki rencana akan mengajar di sekolah lain setelah mengajar di sekolah ini?”

Pak Leo            : “Tidak.”

Nicolette         : “Siapa sajakah orang-orang yang telah memotivasi bapak hingga bapak menjadi guru sampai saat ini?”

Pak Leo            : “Orangtua bapak, ibu bapak, juga guru yang mengajari saya dulu.”

Fiona               : “Apakah pengalaman yang paling berkesan bagi anda selama menjadi guru?”

Pak Leo            : “Selama mengajar, murid-murid yang saya ajarkan ramah dan bapak sehat selalu sampai sekarang ini.”

Belinda            : “Apakah pengalaman yang kurang menyenangkan bagi anda selama menjadi guru?”

Pak Leo            : “Selama mengajar, ada murid yang susah mengerti pelajaran yang saya ajarkan. Walaupun sudah diajarkan berkali-kali tetap saja susah mengerti, malah bikin kesal.”

Fiona               : “Bagaimana perasaan bapak selama menjadi guru?”

Pak Leo            : “Saya merasa sangat senang dan bahagia selama menjadi guru.”

Fiona               : “Mengapa bapak merasa sangat senang dan bahagia selama menjadi guru?”

Pak Leo            : “Bapak merasa senang dan bahagia karena bapak merasa bahwa pekerjaan bapak sebagai guru ini memang sudah merupakan  panggilan, dan bapak senang menjalaninya.”

Agnesia           : “Apakah pesan bapak bagi kami murid-murid bapak?”

Pak Leo            : “Diantara kalian, harus ada yang mau menjadi guru, jangan bercita-cita menjadi dokter semua, karena tanpa guru, dokter tidak akan pintar.”

Nicolette         : “Baiklah, kami rasa informasi yang kami dapatkan sudah cukup. Terima kasih atas waktu bapak untuk kami wawancarai.”

Belinda            : “Kami juga minta maaf jika ada kata-kata kami yang kurang berkenan di hati bapak.”

Fiona               : “Sebelum kami meninggalkan tempat ini, bolehkah kami mengambil foto bersama bapak sebagai tanda wawancara ini?

Pak Leo            : “Oh, boleh-boleh”

Agnesia           : “Sekali lagi terima kasih, Pak karena sudah mau kami wawancarai.”

Agnesia, Belinda, Fiona, Nicolette : “Selamat siang, Pak!"



Inilah foto kami dengan Pak Leo


(Dari samping kiri ke kanan) Pak Leo, Belinda, Agnesia, Fiona, Nicolette



1 comments:

Unknown said...

Menurut, wawancara yang kamu buat cukup bagus dan menggunakan bahasa yg baik dan sopan. Trimaksih atas bantuan kata2 yg kamu buat. Pr ku sekarang sdh selesai dan alhamdulillah hasilnya bagus.

Post a Comment

Another Posts

 
Dancing Banana Rock On