LAPORAN PERCOBAAN KIMIA
UJI TES ASAM BASA DENGAN KERTAS LAKMUS DAN INDIKATOR ALAMI
Kertas Lakmus |
Indikator Alami |
OLEH:
FARREL SATYA
FATIMAH ZAHRA
FATTURAHMI
FAUZAN AZMI
FEBRIANTI S
FIONA A
HENNY TRYANA
XI MIPA 1 (Titanium)
SMA N 1 Batam
______________________________
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berkat dan karunia-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah “Uji
coba lakmus dan indikator asam dan basa” ini sebagai salah satu tugas
Kimia Peminatan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Merianti Purba
selaku guru pembimbing. Tak lupa kami juga berterimakasih kepada teman-teman
yang sudah berpartisipasi dalam proses percobaan ini. Kami berharap, tugas ini
dapat menambah pengetahuan kita dan dijadikan patokan bersama dalam kehidupan
sehari-hari.
Kami menyadari, dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan
disana-sini. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran dari para
pembaca.
Batam, 12 Januari
2016
Penulis,
______________________________
DAFTAR ISI
BAB I
Kata
Pengantar……………………………………………………………....i
Daftar
Isi…….………………………………………………………………ii
Tujuan
Praktikum…………………………………………………………...iii
BAB II
Dasar Teori…...……………………………………………………………2-3
Alat dan
Bahan…………………………………………………………….4-5
BAB III
Prosedur
Kerja…………………………………………………………….6-8
Hasil Percobaan……...
………………………………………………….9-10
BAB IV
Kesimpulan…………………………………………………………………11
Galeri
Foto……………………………………………………………...12-13
______________________________
TUJUAN PERCOBAAN
1.
Membuat indikator Asam – Basa dari ekstrak bahan alami
2.
Menentukan sifat Asam – Basa suatu larutan dengan menggunakan kertas lakmus
dan indikator alami.
______________________________
BAB II
DASAR TEORI
A.Teori Asam Basa Arrhenius
Sejak beabad-abad yang
lalu, para pakar mendefinisikan asam dan basa berdasarkan sifat larutannya.
Larutan asam mempunyai rasa masam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer
dan berbagai bahan lain), sedangkan larutan basa berasa agak pahit dan
bersifat kaustik (licin, seperti bersabun).Konsep yang cukup memuaskan tentang
asam dan basa, dan yang tetap diterima hingga sekarang, dikemukakan oleh
Svante August Arrhenius (1859-1927) pada tahun 1884.
1.Teori Asam
Svante Arrhenius
mengemukakan bahwa asam adalah suatu zat yangbila dilarutkan ke dalam air akan
menghasilakn ion hidronium (H).
Ion H adalah ion pembawa
sifat asam. Rumus umumnya adalah sebagai berikut :
HX H + X
Contoh :
HCl H + Cl
Tidak semua senyawa
hanya dapat melepaskan satu ion H seperti contoh diatas, tetapi banyak senyawa
lain yang dapat melepaskan ion H lebih dari satu. Banyaknya ion H yang dapat
dilepaskan oleh asam tersebut dinamakan valensi asam. Sedangkan ionn negatife
yang terbentuk dari asam setelah melepas ion Hdisebut ion sisa asam.
Contoh :
HSO 2H + SO
Berdasarkan jumlah atom
H yang diikat, senyawa asam dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1)Asam monoprotik, yaitu
asam yang setiap molekulnya hanya dapat memberikan/menghasilkan satu ion H.
2)Asam diprotik, yaitu
asam yang setiap satu molekulnya dapat memberikan/menghasilkan dua ion H.
3)Asam tripotik. Yaitu
asam yang setiap satu molekulnya dapat memberikan/menghasilkan tiga ion H.
2.Teori Basa
Svante Arrhenius
mengemukakan bahwa basa adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan kedalam air
dapat menghasilkan ion-ion OH. Ion OH adalah ion pembawa sifat basa. Rumus
umumnya:
Contoh:
KOH → K + OH
NaOH → Na + OH
Berdasarksan jumlah
gugus OH yang diikat, senyawa basa dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1). Basa monohidroksida,
yaitu senyawa basa yang memiliki satu gugus OH.
Contoh: NaOH, KOH, NHOH
2). Basa dihidroksida,
yaitu senyawa yang memiliki dua gugus OH
Contoh: Mg(OH) , Ca(OH)
, Sr (OH) , Ba (OH)
3). Basa trihidoksida,
yaitu senyawa basa yang memiliki tiga gugus OH.
Contoh: Al(OH) , Fe(OH)
.
Jumlah ion OH yang
dilepaskan oleh basa disebut valensi basa.
Contoh: M(OH) → M+ xOH
3.Senyawa Amfoter
Senyawa Amfoter adalah
senyawa yang dapat bersifat asam atau basa, tergantung kondisi lingkungannya.
Senyawa amfoter akan bersifat asam dalam suasana basa dan sebaliknya akan
bersifat basa dalam suasana atau lingkungan asam kuat.
Contoh: Alumunium
hidroksida
Al(OH) + OH → Al(OH)
Asam basa kuat
Al(OH) + 3H → Al+ 3HO
Basa asam kuat
______________________________
ALAT DAN BAHAN
ALAT :
1.
Pelat
tetes
2.
Rak
tabung realsi
3.
Gelas
kimia 25 mL
4.
Pipet
tetes (2)
5.
Gelas
aqua (6)
BAHAN :
1.
Air aqua (aquades)
2.
Air kapur sirih
3.
Larutan cuka dapur
4.
Larutan ammonia 0,1M
5.
Larutan gula
6.
Larutan garam
7.
Larutan natrium karbonat
8.
Larutan natrium
hidroksida
9.
Indikator alami, dengan
pilihan :
A.
Kembang sepatu merah
B.
Kol ungu
C.
Kunyit
D.
Kulit manggis (kelompok
kami)
10.
Kertas lakmus merah
11.
Kertas lakmus biru
______________________________
BAB III
PROSEDUR KERJA
A. Indikator Kertas
Lakmus
1. Siapkan plat tetes,
kertas lakmus, dan bahan yang akan diuji.
2. Sediakan satu lembar
kertas lakmus merah dan biru untuk masing-masing bahan uji, kemudian letakkan
di dalam plat tetes.
3. Teteskan secukupnya
bahan uji pada kertas lakmus menggunakan pipet.
4. Amati dan catat
perubahan warna yang terjadi. Warna merah mengindikasikan sifat asam, dan warna
biru mengindikasikan sifat basa.
B. Indikator Bahan Alami
1. Siapkan indikator
bahan alami yang telah dibuat, dan cuka serta air kapur dalam wadah bersih.
2. Sebelumnya, catat
terlebih dahulu warna indikator bahan alami.
3. Celupkan
masing-masing satu indikator dari bahan alami yang sama ke dalam cuka, amati
dan catat perubahan warna yang terjadi
4. Lakukan hal yang sama
pada air kapur, catat pula perubahan warna yang terjadi.
______________________________
HASIL PERCOBAAN
Tabel Pengamatan
1: Perubahan warna kertas lakmus
No.
|
Bahan
|
Kertas
Lakmus
|
Sifat
Larutan
|
|||
Merah
|
Biru
|
Asam
|
Netral
|
Basa
|
||
1.
|
Air keran (Aquades)
|
|
|
|
√
|
|
2.
|
Larutan cuka
|
|
|
√
|
|
|
3.
|
Air kapur
|
|
|
|
|
√
|
4.
|
Larutan gula
|
|
|
|
√
|
|
5.
|
Amonia
|
|
|
|
|
√
|
6.
|
Larutan natrium klorida (garam)
|
|
|
|
√
|
|
7.
|
Larutan natrium hidroksida
|
|
|
|
|
√
|
Tabel Pengamatan
2: Indikator bahan alam
No.
|
Ekstrak
Bahan Alam
|
Warna
Ekstrak Bahan Alam
|
Warna
Ekstrak Ditetesi
|
|
Cuka
|
Air
Kapur
|
|||
1.
|
Bunga sepatu
|
Ungu
|
Merah
|
Hijau
|
2.
|
Kunyit
|
Kuning
|
Kuning
|
Merah
|
3.
|
Kulit Manggis
|
Putih
Keunguan
|
Merah
|
HIjau
|
4.
|
Kol ungu
|
Putih
keunguan
|
Merah
|
Hijau
|
5.
|
Buah bit
|
Merah
|
Merah
|
Kuning
|
6.
|
Bayam merah
|
Merah
|
Merah
|
Kuning
kehijauan
|
______________________________
BAB IV
KESIMPULAN
Dari percobaan
di atas, kita dapat mengenali sifat larutan dengan melihat perbedaan warna
pada kertas lakmus. Jika kertas lakmus merah tetap berwarna merah dan kertas
lakmus biru berwarna merah, larutan tersebut bersifat asam. Sedangkan jika
kertas lakmus merah berwarna biru dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru
itu berarti larutan tersebut bersifat basa. Larutan akan bersifat netral
apabila larutan direaksikan dengan sifat asam basa dalam jumlah sama. Begitu
juga dengan indicator alami, dengan melihat perubahan warnanya setelah
dicelupkan ke dalam larutan, kita dapat menentukan apakah larutan tersebut
bersifat asam, basa, ataupun netral.
______________________________
DAFTAR PUSTAKA